Peduli Akan Kelangsungan Hutan Mangrove, Mahasiswa ini Buat Aplikasi LIVIROVE
Jakarta, 29 Maret 2023 - Universitas Pendidikan Ganesha mengadakan National Scientific Paper Competition (17/03). Pada tahun 2023 ini, perlombaan tersebut mampu menghadirkan sebanyak 150 peserta yang mengikuti tahapan seleksi full paper dan kemudian dipilih 10 finalis yang akan melanjutkan ke tahapan presentasi.
Salah satu dari 10 finalis terbaik yang melanjutkan ke tahap presentasi, yaitu Sandi Pamungkas, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Uper.
Pada lomba tersebut Sandi memuat karya dengan judul “Aplikasi Pengembangan Ekosistem Mangrove Di Pulau Natuna Melalui Pemanfaatan Potensi Lokal Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Guna Membantu Pemulihan Perekonomian Pasca Pandemi." Karya tersebut merupakan hasil kombinasi antara ilmu sosial dengan teknik yang menyatu dalam inovasi ini.
Inovasi pertama dari karya ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan sosial namun melalui sebuah perangkat cerdas berupa aplikasi. Sedangkan aplikasinya bertujuan sebagai media pemberdayaan masyarakat melalui aplikasi Living With Mangrove (LIVIROVE) untuk sarana reboisasi, edukasi, rekreasi, dan marketplace.
Ide inovasi tersebut dilatarbelakangi oleh kurangnya warga sekitar kawasan yang menebang dan membakar pohon mangrove. Badan Restorasi Mangrove dan Gambut (BRGM) mencatat bahwasannya luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 4.120.263 hektar. Akan tetapi, 700.000 hektar diantaranya telah mengalami deforestasi.
Dengan adanya inovasi ini diharapkan mampu mengurangi penebangan serta kerusakan pohon mangrove oleh masyarakat serta terwujudnya pemberdayaan, meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pengolahan produk mangrove hanya melalui SmartPhone.
"Harapan saya kedepannya ide prototype aplikasi ini dapat segera tersedia PlayStore. Selain itu, inovasi ini tentunya tidak akan sempurna jika hanya diterapkan oleh inovator. Butuh dukungan dari pemerintah dan masyarakat sekitar guna mendukung perkembangan dari aplikasi ini sehingga mewujudkan misi net zero carbon 2030." Ungkap Sandi Pamungkas (26/3). [NA]
