Pemaparan materi kedua terkait ‘Membangun Jejaring untuk Memanfaatkan Peluang’, disampaikan oleh Bambang Nugroho Yulianto, S.E, M.M,. Bambang menyampaikan bahwa problematika sampah plastik di Indonesia hingga saat ini belum sepenuhnya dapat diatasi. “Bukan berarti tidak bisa. Kita bisa, jika kita dapat memanfaatkan peluang jaringan yang ada, seperti berkolaborasi dengan para akademisi, praktisi, komunikasi, media, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menangkar permasalahan sampah ini,” ucap Bambang.
Memerangi tumpukan sampah yang ada dapat kita lakukan dengan memulai pola hidup dengan pengelolaan sampah yang berkelanjutan, yang merupakan salah satu bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan. Hirarki pengelolaan sampah berkelanjutan terdiri dari, reduce, reuse, recycle, daur ulang materi, daur ulang energi, dan Tempat pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, harus memperhatikan 5 aspek pengelolaan sampah, yakni aspek hukum/peraturan, aspek kelembagaan, aspek pendanaan, aspek sosial budaya, dan teknologi/teknis. Semua aspek iu harus berjalan bersinergi untuk mendapatkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Manfaatkan peluang yang ada untuk perangi tumpukan sampah dan lakukan kemitraan. Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, masyarakat, lembaga masyarakat, lembaga pemerintah, non pemerintah, perusahaan, media, dunia pendidikan untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip, peran, tanggung jawab masing-masing dan saling mendukung serta menguntungkan,” tutup Bambang.
“Webinar tersebut memberikan pengetahuan bagi saya sebagai seorang mahasiswa. Inti dari webinar tersebut yang saya dapatkan, yakni selain tumpukan sampah plastik dapat menjadi bencana, hal itu juga dapat dijadikan sumber dana dengan catatan, jika kita dapat memanfaatkan dan menggerakan ekosistem yang ada. Serta memperingati saya untuk selalu menjaga bumi dimulai dari langkah kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, beralih menggunakan tumbler, dan pengurangan penggunaan plastik. ” ucap Netti, peserta webinar.