Berita Kampus
Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2024, UPER Adakan Webinar dengan Praktis Lingkungan

Published by: Universitas Pertamina 07 March 2024
Di baca: 128 kali
Menurut catatan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2023, tumpukan sampah di Indonesia mencapai 18.081.278.88 ton per tahun. Dari total jumlah sampah tersebut, sampah plastik berada di urutan kedua sebagai penyumbang sampah terbanyak, yakni sekitar 18, 54% atau setara dengan 19. 348 ton. 

United Nation Environment Programme (UNEP) menyatakan jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2040 apabila tidak ada upaya untuk mencegah polusi plastik. Jumlah polusi plastik sekitar 9 - 14 juta ton pada 2016 berpotensi menjadi 23 -  27 juta ton pada 2040. Hal tersebut tentunya sangat memprihatinkan, maka dari itu perlu adanya aksi nyata dalam memerangi tumpukan sampah plastik.

Sebagai perguruan tinggi, Universitas Pertamina (UPER) Ikut andil dalam memerangi tumpukan sampah tersebut. UPER bersama dengan ESWKA Foundation mengadakan Webinar Innovate For Change (IFC): #1, dalam rangkaian Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 dan mengajak insan-insan lingkungan untuk membahas persampahan di Indonesia dalam seri webinar tersebut.

Webinar IFC #1 diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting Conference dengan tema, Plastik “Bencana atau Sumber Dana?” dibahas bersama pembicara dari akademisi UPER, yaitu Yelita Anggiane Iskandar, S.T., M.T,. Dosen Program Studi Teknik Logistik dan praktisi lingkungan, yaitu Bambang Nugroho Yulianto, S.E, M.M,.  

Dalam pemaparannya, Yelita Anggiane Iskandar, S.T., M.T,. menyampaikan aspek terkait ‘Peningkatan Pemanfaatan Sampah Plastik Melalui Inovasi Sosial Berbasis Logistik’. Yelita memaparkan hasil karya tulis ilmiah dirinya dan tim yang bertajuk ‘Penentuan Rute Untuk Wate Collection Menggunakan Algoritma Genetika’. 

Dalam tulisan tersebut dipaparkan bahwa aktivitas pengumpulan dan pengangkutan sampah memberikan kontribusi sebesar 70% terhadap total biaya pengelolaan sampah. Untuk menekan total biaya pengelolaan sampah, perlu dilakukan optimasi rute agar dapat meminimasi biaya transportasi pada proses waste collection. Penelitian ini berfokus pada penentuan rute waste collection khusus untuk sampah multilayer plastic (MLP) dengan fungsi tujuan untuk meminimasi total biaya transportasi.

Pemaparan materi kedua terkait ‘Membangun Jejaring untuk Memanfaatkan Peluang’, disampaikan oleh Bambang Nugroho Yulianto, S.E, M.M,. Bambang menyampaikan bahwa problematika sampah plastik di Indonesia hingga saat ini belum sepenuhnya dapat diatasi. “Bukan berarti tidak bisa. Kita bisa, jika kita dapat memanfaatkan peluang jaringan yang ada, seperti berkolaborasi dengan para akademisi, praktisi, komunikasi, media, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menangkar permasalahan sampah ini,” ucap Bambang.

Memerangi tumpukan sampah yang ada dapat kita lakukan dengan memulai pola hidup dengan pengelolaan sampah yang berkelanjutan, yang merupakan salah satu bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan. Hirarki pengelolaan sampah berkelanjutan terdiri dari, reduce, reuse, recycle, daur ulang materi, daur ulang energi, dan Tempat pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, harus memperhatikan 5 aspek pengelolaan sampah, yakni aspek hukum/peraturan, aspek kelembagaan, aspek pendanaan, aspek sosial budaya, dan teknologi/teknis. Semua aspek iu harus berjalan bersinergi untuk mendapatkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

“Manfaatkan peluang yang ada untuk perangi tumpukan sampah dan lakukan kemitraan. Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, masyarakat, lembaga masyarakat, lembaga pemerintah, non pemerintah, perusahaan, media, dunia pendidikan untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip, peran, tanggung jawab masing-masing dan saling mendukung serta menguntungkan,” tutup Bambang.

“Webinar tersebut memberikan pengetahuan bagi saya sebagai seorang mahasiswa. Inti dari webinar tersebut yang saya dapatkan, yakni selain tumpukan sampah plastik dapat menjadi bencana, hal itu juga dapat dijadikan sumber dana dengan catatan, jika kita dapat memanfaatkan dan menggerakan ekosistem yang ada. Serta memperingati saya untuk selalu menjaga bumi dimulai dari langkah kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, beralih menggunakan tumbler, dan pengurangan penggunaan plastik. ” ucap Netti, peserta webinar.
Thumbnail

Tinggalkan Balasan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

© 2021 Universitas Pertamina.
All Rights Reserved